LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI
UPTD BALAI BENIH TANAMAN HORTIKULTURA DAN PLASMA NUTFAH
Jl.Koridor RAPP
KM.5 PKL.KERINCI
PEMBIBITAN DAN PERBANYAKAN TANAMAN DURIAN
Disusun oleh :
Nama
: CITRA DWI HANJANI
NIS
: 182689
Kelas
: XII ATP
AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN
SMK NEGERI 1
PKL.KERINCI
TERAKREDITASI
“A”
JL.HANGTUAH SP 6
DESA MAKMUR
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Judul:
PEMBIBITAN DAN PERBANYAKAN TANAMAN DURIAN
Tempat :
UPTD BBTH DAN PLASMA NUTFAH
Jl.Koridor RAPP KM.5 PKL.KERINCI
Pada
Tanggal..............Bulan..............Tahun 20........
Disetujui oleh :
PEMBIMBING SEKOLAH PEMBIMBING DU/DI
TUTI
ASMIATI, S.HUT.MP APEN TARUNA
Diketahui oleh:
Plt.Kepala UPTD BBTH KEPALA SMK NEGERI 1
PLASMA NUTFAH PANGKALAN KERINCI
MUHAMMAD TAUFIK, SP NURASIAH, M.Pd
Segala
puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
taufik-Nya kepada kita semua. Sehingga penyusun dapat membuat laporan dan
penyusun juga sadar masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dalam Laporan
Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini.
Walaupun demikian, penyusun
telah berusaha dengan semaksimal mungkin demi kesempurnaan penyusunan laporan
ini baik dari hasil kegiatan belajar mengajar di sekolah, maupun dalam
melaksanakan praktik kerja di dunia industri. Saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat diharapkan oleh penyusun demi kesempurnaan dalam penulisan
laporan berikutnya.
Dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Laporan Praktik Kerja Industri ini, diantaranya:
- Ibu NURASIAH, M.Pd.,selaku Kepala SMK N 1 PKL.KERINCI.
- Ibu TUTI ASMIATI, S.HUT.MP., selaku Pembimbing dan ketua jurusan dari pihak sekolah..
- Bapak MUHAMMAD TAUFIK,SP., selaku pimpinan dari UPTD BBTH dan PLASMA NUTFAH.
- Bapak APEN TARUNA , selaku Pembimbing dari pihak perusahaan.
- Rekan se-angkatan.
Akhir kata, penyusun hanya
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat membantu bagi
kemajuan serta perkembang. Sekali lagi penyusun ucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan kalian. Aamiin.
PANGKALAN KERINCI,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman durian adalah jenis pohon tahunan,
hijau abadi (pengguguran tidak tergantungmusim) tetapi ada saat tertentu untuk
menumbuhkan daun-daun baru yang terjadi setelah masaberbuah selesai. Ketinggian
tanaman dapat mencapai 25-50m, tergantung spesiesnya. Pohon durian memiliki banir
(akar papan). Kulit batang berwarna coklat kemerahan, mengelupas takberaturan.
Tajuknya rindang dan renggang.
Durian berkembang menjadi komoditas
komersial yang penting di tiga negara yaitu Thailand, Indonesia dan Malaysia. Negara
lain yang juga membudidayakan durian ialah Filipina,Vietnam, Brunai Darussalam
dan Australia bagian utara.Tanaman ini juga ditemukan di Myanmar, India dan
Srilangka, bahkan di jumpai di Hawaii dan Dominica.
Kriteria buah durian yang disukai
konsumen yaitu ukuran buah sedang (1,6-2,5 kg/buah),rasa manis, tekstur pulen,
daging buah tebal, dan biji kecil. Upaya memperoleh varietas durian yang
memenuhi kriteria tersebut dapat dilakukan melalui seleksi dari sumber daya
genetik yang berlimpah di Indonesia dan persilangan antar varietas (intra-species)
maupun antar spesies (inter-species).Untuk memperoleh varietas unggul baru
durian diperlukan tahapan yang panjang dan waktu yang cukup lama, antara 6-15
tahun.
Syarat Tumbuh Optimal Tanaman Durian
Menurut
Ivanastuti (2015) syarat tumbuh bagi durian yaitu berada pada curah hujan
maksimum berkisar antara 3.000-3.500 mm/tahun dan minimal 1.500-3.000 mm/tahun.
Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan
kemarau 1-2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus.
Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih
kecil (baru ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari
di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi. Tanaman durian
cocok pada suhu rata-rata 20-30°C. Pada suhu 15° C durian dapat tumbuh tetapi
pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35° C daun akan terbakar.
Tanah yang
memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas
berbutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air
tinggi. Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7,
dengan pH optimum 6-6,5. Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan
perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalaman cukup,
(50-150 cm) dan (150-200 cm). Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/dalam,
rasa buah tidak manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akibat selalu
tergenang. Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800
m.dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian.
Tanah yang berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15 kurang praktis dari pada
lahan yang datar rata.
1.2. Manfaat dan Tujuan
1. Manfaat
Hasil penelitian ini dapat
bermanfaat untuk mengkarakterisasi morfologi tanaman durian (Durio zibethinus
Murr.) Kultivar Belimbing dan terdatanya plasma nutfah lokal Indonesia.
2.Tujuan
Penelitian ini bertujuan melakukan
karakterisasi morfologi tanaman durian (Durio zibethinus Murr). Kultivar
Belimbing Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
BAB II
BUDIDAYA TANAMAN DURIAN
A.
Pembibitan dan perbanyakan tanaman durian
1.
Pembibitan tanaman durian
·
Siapkan Bibit Unggul
Dapatkan durian dengan jenis yang ingin ditanam. Dapatkan durian yang mahal
sekalian tapi terbukti rasanya enak. Kemudian bijinya dikumpulkan semua.
·
Bersihkan Biji
Bersihkan biji-biji durian yang telah dikumpulkan. Cuci bersih hingga tidak
tersisa lagi daging durian pada bijinya.
·
Pilih Benih yang Bagus
Pilih biji dengan ukuran terbesar dan berisi
·
Simpan Bibit Durian
Ada dua opini mengenai ini. Pisahkan biji dalam 2 kelompok. Yang pertama
tempatkan biji durian pada tempat kering. Yang kedua letakkan biji durian pada
tempat lembab. Simpan selama 2-4 minggu. Selanjutnya baru bisa disemai.
·
Bibitkan Pada Polybag
Pada tahap ini sudah saatnya memindahkan biji pada polybag. Siapkan
sejumlah polybag sesuai jumlah biji yang disiapkan. Polybag tadi diisi dengan
tanah dan pupuk. Taruh biji dengan posisi tegak.
2.Perbanyakan
tanaman durian
a. Okulasi
Biji durian yang akan diokulasi
wajib berasal dari biji yang sudah tua dan masih terlihat sehat. Kemudian dari
induk yang sehat, subur dan memiliki sistem perakaran yang baik serta
produktif. Biji yang di tumbuhkan, pilihlah bibit yang tumbuhnya dengan
sempurna. Setelah pertumbuhan 8-10 bulan baru dapat Anda lakukan perbanyakan
tanaman durian secara okulasi dengan cara berikut:
- Kulit batang dapat di sayat pada bagian atas matanya dengan jarak 1 cm. Pilih mata tunas yang jaraknya 20 cm dari dari permukaan tanah.
- Sayatan di lakukan secara melintang, kulitnya di kupas kebawah dengan ukuran 2-3 cm. Sehingga akan terlihat seperti lidah.
- Kulit yang terlihat seperti lidah tersebut, Anda potong 2/3 nya.
- Bagian sisipan mata yang diambil dari induk pohon di bagian atas (dibentuk seperti perisai) diantara kulit. Setelah selesai melakukan okulasi, 2 minggu setelah itu periksa bagian perisai mata tunas sudah berwarna hijau atau belum, jika sudah berwarna hijau hal tersebut mengisyaratkan bahwa proses okulasi telah berhasil. Akan tetapi jika warnanya kecoklatan berarti proses okulasi gagal.
b. Sambung pucuk
Sambung pucuk adalah adalah teknik
menggabungkan batang bawah/understam dengan batang bagian atas/entres agar
nantinya tercipta tanaman baru dengan perpaduan antara sifat batang bagian
bawah dengan sifat batang bagian atas. Pada tanaman durian, perbanyakan bibit
bisa menggunakan mata tunas/okulasi dan penyambungan tunas/sambung pucuk.
Untuk menghasilkan bibit unggul, sebaiknya ikuti
langkah-langkah untuk mempersiapkan batang bawah seperti berikut ini (sama
seperti perbanyakan bibit dengan biji) : lakukan seleksi biji, rendam biji
dalam larutan Atonik 0,1 %, siapkan media untuk menanam, boleh di bedengan atau
di polibag pun tak apa.
Pastikan media berupa campuran tanah dan juga pupuk
kandang 1 : 1. Setelah medianya disiapkan maka sebaiknya dilakukan penanaman
biji, caranya benamkan biji ke dalam media. Lakukan perawatan yang mencakup pemupukan
secukupnya, penyiraman sesuai aturan, juga lakukan pengendalian hama dan
penyakit. Kemudian setelah tinggi bibit yang berumur 2 hingga 4 bulan, kurang
lebih tinggi 40 sampai 50 cm, maka bibit sudah siap untuk disambungkan.
Kemudian beralih pada batang atas (entres/scion) yag
merupakan bagian atas atau tajuk tanaman yang nantinya akan menghasilkan buah
yang berkualitas unggul. Jadi tanaman yang nantinya akan digunakan sebagai
batang atas harus dipilih yang sekiranya mampu tumbuh kompak dengan batang bawahnya,
jadi batang atas pun mampu menyatu dan akhirnya dapat berproduksi dengan
optimal (kompatibel) serta tidak akan menimbulkan pengaruh negatif
(inkompatibel). Pastikan cabangnya berasal dari pohon yang sehat, dengan
pertumbuhan yang normal, juga memiliki daya tahan yang baik terhadap hama dan
penyakit, selain itu juga harus berasal dari pohon induk yang memiliki sifat
yang benar-benar unggul.
Ketahui syarat pucuk yang akan dijadikan entres untuk
penyambungan yaitu sebagai berikut ini :
- Pucuknya tidak sedang berdaun muda (tumbuh aktif)
- Tidak memiliki cabang
- Harus sehat
- Pastikan telah dilakukan perompesan daun
Peralatan sebagai berikut ini:
- Alat pemotong yang tajam berupa silet atau cutter
- Siapkan juga plastik untuk untuk sungkup pucuk sambungannya nanti
- Tali rafia atau tali plastik secukupnya
Langkah-langkah untuk melakukan sambung pucuk sebagai berikut ini :
Ambil batang bawah yang sudah siap untuk disambungkan,
lalu dipotong 10 hingga 20 cm dari permukaan tanah. Setelah itu permukaan
batang yang telah dipotong kemudian belah ke bawah sepanjang 1 atau 2 cm
menjadi dua bagian yang sama besar, pucuk yang akan disambungkan, harus sama
besar dan disayat kiri dan kanannya sepanjang satu atau dua centi. Pastikan
permukaan sayatan jangan terkena tangan.
Kemudian pangkal pucuk yang telah disayat itu lalu
dimasukkan pada celah ujung pangkal batang bawahnya sampai semua bekas
sayatannya itu tertutup dan pastikan posisi sambungannya harus kulit bertemu
kulit. Jika pucuk sudah dimasukkan pada batang bawah, segera lakukan pengikatan
dengan menggunakan tali yang telah tersedia. Ingatlah bahwa arah pengikatan
dari bawah ke atas dan ikatannya harus kuat tak boleh terlalu lemah.
Setelah itu lakukan penyungkupan dengan menggunakan
plastik bening, satu per satu. Setelah dilakukan penyungkupan, kemudian hasil
sambungan
tersebut bisa disimpan di tempat yang terlindung dari
sinar matahari langsung. Kemudian jika tidak hujan, maka lakukan penyiraman
satu kali sehari saja, supaya tanah polibag tetap lembap.
Jika pada umur 3 atau 4 minggu sambungan hidup
entresnya berwarna hijau, maka sungkup bisa dibuka. Tetapi jika entresnya
kering, maka sambungannya gagal.
A. Pengolahan lahan.
- Lahan dibersihkan dari rerumputan, sisa tebangan, tanaman liar, kemudian dibajak/dicangkul
- Di sekitar kebun perlu dibuat saluran drainase guna menghindari adanya genangan.
- Kegiatan pengolahan lahan dilakukan sebelum musim hujan.
B. Penanaman.
- Jarak tanam 10 x 10 M untuk jenis durian genjah, dan 12 x 12 M untuk jenis durian sedang dan dalam.
- Lubang tanam dengan ukuran 80 x 80 x 70 cm atau 70 x 70 x 60 cm atau disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi lahan, tanah galian bagian atas (20 cm) dipisahkan dengan tanah galian bagian bawah dan dibiarkan selama 2-3 minggu.
- Lubang tanam ditutup kembali, dengan tanah galian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur dengan pupuk organik/pupuk kompos sebanyak + 30 kg/lubang.
- Penanaman dilakukan awal musim hujan pada sore hari agar bibit yang sudah ditanam tidak langsung terkena matahari.
- Bibit ditanam sekitar 5 cm di atas pangkal batang dan diikat pada batang kayu/bambu agar tanaman dapat tumbuh tegak lurus.
- Bibit yang sudah ditanam sebaiknya diberi naungan untuk menghindari sengatan matahari curah hujan yang lebat. Naungan dapat dibongkar setelah tanaman berumur 3-5 bulan.
- Tanah di sekitar tanaman sebaiknya ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, agar kelembaban tanah dapat stabil.
C. Pemupukan pada tanaman
yang belum berbuah, dilakukan dengan dosis
a. Pemupukan NPK (15:15:15) dilakukan 2 kali/tahun, dengan dosis sbb:
a. Pemupukan NPK (15:15:15) dilakukan 2 kali/tahun, dengan dosis sbb:
- Tanaman umur 1 tahun, dosis pupuk NPK 40 - 80 gr/pohon/tahun.
- Tanaman umur 2 tahun, dosis pupuk NPK 150 - 300 gr/pohon/tahun.
- Tanaman umur 3 - 4 tahun, dosis pupuk NPK 400 - 600 gr/pohon/tahun.
b. Pupuk organic/kompos/pupuk kandang diberikan
setahun sekali pada akhir musim hujan dengan dosis
minimal 15-20kg/pohon. 4.
Pemupukan pada tanaman yang sudah
menghasilkan/berbuah, dengan dosis/pohon sbb :
a. Sesudah
pemangkasan, pupuk organik 40-60 kg, urea 670 gr, SP-36 890 gr, KCl 530 gr
b. Saat pucuk
mulai menua, urea 335 gr, SP-36 445 gr, KCl 265gr
c. Dua bln
setelah pemupukan kedua, urea 180 gr, SP-36 650 gr, KCl 150 gr
d.
Saat muncul bunga, urea 45 gr, SP-36 225 gr, KCl 100
gr
e. Satu bulan
sbelum panen, urea 180 gr, SP-36 650 gr, KCl 150gr.
D. Pemeliharaan.
- Penyiangan, dilakukan untuk membuang gulma yang tumbuh di sekitar tanaman (1 m dari batang pohon) yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman.
- Penyiraman, hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Tahap
awal pertumbuhan penyiraman dilakukan setiap hari
pagi dan sore hari, tetapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama (terlalu
basah).
- Kebutuhan air pada masa vegetatif 4-5 L/hari dan pada masa produktif 10-12 L/hari.
- Setelah tanaman berumur satu bulan penyiraman dilakukan 3x/minggu. Jika tanaman sudah berbuah, penyiraman harus diperhatikan karena kalau kekurangan air dapat mengakibatkan kerontokan buah.
- Tanaman durian akan membutuhkan banyak air setelah panen karena diperlukan untuk memulihkan kondisi tanaman menjadi normal kembali.
E. Hama dan Penyakit
1. Hama
a) Penggerek buah (Jawa : Gala-gala), bagian yang diserang buah. Gejala, buah yang diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua. Pengendalian dilakukan dengan cara :
1) Kultur teknis yaitu,
• membungkus/membrongsong buah terpilih sejak dini
• pengasapan di bawah pohon pada sore hari untuk mengusir imago
2) Mekanis yaitu, mengumpulkan buah yang terserang hama dan gugur untuk dimusnahkan/dikubur
3) Biologis yaitu, menggunakan semut rang-rang untuk mengusir imago atau menggunakan musuh alami lain yaitu lalat Tachinidea (Argyroplax basifulfa), Ventura, sp.
4) Kimiawi yaitu, penyemprotan insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter air.
a) Penggerek buah (Jawa : Gala-gala), bagian yang diserang buah. Gejala, buah yang diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua. Pengendalian dilakukan dengan cara :
1) Kultur teknis yaitu,
• membungkus/membrongsong buah terpilih sejak dini
• pengasapan di bawah pohon pada sore hari untuk mengusir imago
2) Mekanis yaitu, mengumpulkan buah yang terserang hama dan gugur untuk dimusnahkan/dikubur
3) Biologis yaitu, menggunakan semut rang-rang untuk mengusir imago atau menggunakan musuh alami lain yaitu lalat Tachinidea (Argyroplax basifulfa), Ventura, sp.
4) Kimiawi yaitu, penyemprotan insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter air.
a) Kutu loncat durian, bagian yang
diserang daun.
Gejala : kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang masih muda dengan cara menghisap cairan pada tulang-tulang daun sehingga daun-daun akan kerdil dan pertumbuhannya terhambat.
Gejala : kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang masih muda dengan cara menghisap cairan pada tulang-tulang daun sehingga daun-daun akan kerdil dan pertumbuhannya terhambat.
b) Rayap, bagian yang terserang
batang.
Gejala : adanya alur atau terowongan dari tanah yang menempel di batang.
Pengendalian dilakukan dengan cara :
Kultur teknis yaitu, membersihkan kebun dari sisa bonggol kayu atau gulma dan membersihkan batang tanaman dari alur/terowongan rayap.
Gejala : adanya alur atau terowongan dari tanah yang menempel di batang.
Pengendalian dilakukan dengan cara :
Kultur teknis yaitu, membersihkan kebun dari sisa bonggol kayu atau gulma dan membersihkan batang tanaman dari alur/terowongan rayap.
c) Kumbang daun dan buah muda.
Gejala : adanya perubahan warna pada bagian yang terserang (warna perunggu) serta permukaan atas daun terdapat bercak berwarna kekuningan.
Pengendalian dilakukan dengan cara:
1) Biologis, menggunakan musuh alami predator dari Fam. Coccinellidae dan Chrysophidae.
2) Kimiawi, aplikasi akarisida Antimit 570 EC (bahan aktif progargit) dosis 7 cc/liter.
d) Kutu dompolan, bagian yang terserang bunga dan buah.
Gejala : bunga dan buah muda yang terserang menjadi gugur. Pengendalian dilakukan dengan cara :
1) Kultur teknis yaitu,
• Pemupukan dan pengairan yang seimbang, sesuai rekomendasi
• hindarkan tanaman durian dari tanaman inang hama
2) Mekanis yaitu, sanitasi lingkungan dengan memusnahkan bagian tanaman yang terserang dan membersihkan gulma di sekitar tanaman. 3) Biologis yaitu,
• pemanfaatan musuh alami seperti semut hitam, cendawan parasit Empusa fresenil, atau predator Cryptolaemus montrouzieri
• penggunaan insektisida botani seperti larutan umbi bawang putih dicampur cabai
4) Kimiawi yaitu,
• aplikasi insektisida bila dijumpai kerusakan buah 20% setelah penjarangan ketiga
Gejala : adanya perubahan warna pada bagian yang terserang (warna perunggu) serta permukaan atas daun terdapat bercak berwarna kekuningan.
Pengendalian dilakukan dengan cara:
1) Biologis, menggunakan musuh alami predator dari Fam. Coccinellidae dan Chrysophidae.
2) Kimiawi, aplikasi akarisida Antimit 570 EC (bahan aktif progargit) dosis 7 cc/liter.
d) Kutu dompolan, bagian yang terserang bunga dan buah.
Gejala : bunga dan buah muda yang terserang menjadi gugur. Pengendalian dilakukan dengan cara :
1) Kultur teknis yaitu,
• Pemupukan dan pengairan yang seimbang, sesuai rekomendasi
• hindarkan tanaman durian dari tanaman inang hama
2) Mekanis yaitu, sanitasi lingkungan dengan memusnahkan bagian tanaman yang terserang dan membersihkan gulma di sekitar tanaman. 3) Biologis yaitu,
• pemanfaatan musuh alami seperti semut hitam, cendawan parasit Empusa fresenil, atau predator Cryptolaemus montrouzieri
• penggunaan insektisida botani seperti larutan umbi bawang putih dicampur cabai
4) Kimiawi yaitu,
• aplikasi insektisida bila dijumpai kerusakan buah 20% setelah penjarangan ketiga
·
mencegah datangnya semut yang membawa kutu, dengan
cara melilitkan kain, yang telah dibasahi insektisida, pada batang/cabang
tanaman.
e) Tupai, bagian yang terserang buah.
Gejala : bagian permukaan kulit buah rusak sampai bagian daging buah.
e) Tupai, bagian yang terserang buah.
Gejala : bagian permukaan kulit buah rusak sampai bagian daging buah.
Pengendalian dilakukan dengan cara :
1) Mekanis yaitu,
• melakukan pembersihan tanaman terutama pada bagian yang menjadi sarang tupai
• mengusir tupai dengan cara gropyokan, perangkap,atau menembak dengan senapan angin
2) Kimiawi yaitu, dengan umpan buah-buahan yang sudah diberi racun, seperti Klerat atau Furadan.
1) Mekanis yaitu,
• melakukan pembersihan tanaman terutama pada bagian yang menjadi sarang tupai
• mengusir tupai dengan cara gropyokan, perangkap,atau menembak dengan senapan angin
2) Kimiawi yaitu, dengan umpan buah-buahan yang sudah diberi racun, seperti Klerat atau Furadan.
2.Penyakit
a) Phytopthora parasitica dan Pythium complectens, bagian yang terserang buah.
Pengendalian dilakukan dengan cara :
1) Kultur teknis yaitu,
• pilih bibit durian kerikil untuk batang bawah karena jenis ini lebih tahan terhadap serangan jamur sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit busuk
• upayakan drainase yang baik agar tanah tidak terlalu basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu hujan
2) Mekanis yaitu, pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar.
b) Jamur upas, bagian yang diserang cabang tanaman.
Gejala : pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang- benang jamur mengkilat seperti sarang laba-laba pada cabang-cabang. Jamur berkembang menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu sehingga menyebabkan matinya cabang.
Pengendalian dilakukan dengan cara :
Kultur teknis yaitu, memangkas bagian tanaman yang tidak produktif untuk mengurangi kelembaban
c) Busuk buah.
Gejala awal serangan terdapat bercak-bercak basah berwarna coklat kehitaman pada kulit buah, kemudian busuk pada bagian yang terserang terbentuk miselium dan sporangia berwarna putih.
Pengendalian dilakukan dengan cara :
1) Kultur teknis yaitu,
• Perbaikan drainase supaya tanah tidak terlalu basah/lembab
• areal pertanaman dibersihkan dari tanaman inang patogen seperti pepaya, nenas, jeruk dan coklat.
2) Mekanis yaitu,
• memangkas daun dan dahan yang kurang diperlukan untuk mengurangi kelembaban.
• pemusnahan buah yang terserang penyakit
• menghindari buah hasil panen bersentuhan dengan tanah
• tinggi cabang terbawah minimal 1 m.
d) Busuk akar.
Gejala : timbulnya bercak nekrotik pada akar lateral dimulai dari bagian ujung; pada tingkat serangan yang tinggi, di atas permukaan tanah terdapat ujung cabang pohon yang mati, diikuti dengan berkembangnya dari cabang di bawahnya, daun layu dan gugur.
Pengendalian dilakukan dengan cara :
1) Kultur teknis yaitu,
• perbaikan drainase agar tanah tidak terlalu lembab/basah
• penggunaan batang bawah yang tahan penyakit
2) Mekanis yaitu,
• menghindari luka mekanis pada bagian akar dan pangkal batang pada waktu pemeliharaan tanaman
• membongkar (eradikasi) tanaman yang terserang berat dan akarnya dimusnahkan
3) Kimiawi yaitu, menggunakan fungisida sistemik dengan cara dikocorkan atau diinfuskan ke akar
e) Bercak daun.
Gejala : adanya bercak-bercak kecil basah pada daun yang semakin melebar, daun kemudian mengering dan gugur. Pengendalian dilakukan dengan cara :
1) Kultur teknis yaitu, memperlebar jarak tanam.
2) Kimiawi yaitu, penyemprotan fungisida dan penyiraman yang teratur sejak dari pembibitan.
F. Panen dan pasca panen
1. Panen
a. Ciri dan Umur Panen
Pada umur
sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim berbunga jatuh pada
waktu kemarau, yakni bulan Juni-September sehingga bulan Oktober-Februari buah
sudah dewasa dan siap dipetik. Panen durian diusahakan sebelum musim hujan tiba
karena air hujan dapat merusak kualitas buah.
Warna durian yang hampir masak agak
berbeda-beda tergantung pada kultivarnya.
Buah yang sudah masak umumnya
ditandai dengan bau harum yang menyengat.
Pada durian yang sudah masak bila
diketuk duri atau buahnya akan terdengar
dentang udara antara isi dan
kulitnya.
b.Cara Panen
Buah durian
yang sudah matang akan jatuh sendiri. Untuk menjaga agar buah tidak langsung
jatuh,
kira-kira sebulan sebelum matang buah dapat
diikat dengan tali plastik. Tujuan pengikatan tersebut agar tangkai buah yang
terlepas dari batang atau ranting pohon tetap menggantung pada tali sehingga
buah durian tersebut dapat diambil dalam keadaan utuh. Buah durian dari pohon
rendah dapat dipetik dengan menggunakan pisau tajam.
Pemotongan
sebaiknya dilakukan dengan hati-hati karena di tempat ini terdapat bahan tunas
yang akan berbunga pada musim berikutnya. Buah durian yang terletak pada bagian
pohon yang tinggi sebaiknya dipetik dengan menggunakan alat bantu yang sesuai
agar tidak jatuh ketanah. Durian yang jatuh ketanah biasanya retak, daging
buahnya menjadi asam/pahit karena terjadi fermentasi pembentukan alkohol dan
asam.
c. Prakiraan
Produksi
Jumlah
durian yang dapat dipanen dalam satu pohon adalah 60-70 butir perpohon
pertahun dengan bobot rata-rata 2,7
kg. Apabila diinginkan jumlah buah yang lebihbanyak lagi maka bobot buah akan
turun.
2 .Pasca panen
a. Pengumpulan
Di tempat pengumpulan setiap tangkai
durian diberi label khusus atau dicat dengan warna tertentu untuk menunjukkan
kebun asal durian. Bila kualitasnya kurang baik dapat diperbaiki pada tahun
berikutnya.
b. Penyortiran dan Penggolongan
Hasil panen dikumpulkan, diseleksi
dan dipilah-pilah berdasarkan ukuran. Seleksi
perlu dilakukan agar tidak ada buah
cacat yang ikut terkirim, terutama bila buah iniakan dijual atau diekspor.
c. Penyimpanan
Durian yang sudah terpilih dicuci
dan disemprot dengan air agar kotoran yang
menempel pada kulitnya menjadi
bersih. Selanjutnya buah dicelupkan ke dalam air yang telah diberi fungisida
Aliette 800 WP yang berbahan aktif Aluminium tris
(Oethy/phosphonate) 22 cc/liter.
Tujuan pencelupan ini adalah untuk menghindari
serangan busuk buah yang disebabkan
oleh jamur Phytophtora sp selama pemeraman dan transportasi. Lalu buah
dikeringanginkan. Durian beserta petinya
dimasukkan ke dalam gudang yang cukup
mendatangkan penerangan.
d.Pengemasan
dan Pengangkutan
Buah durian
yang akan diekspor diberi perlakuan: setelah buah kering, buah dibungkus
kantong plastik dan diikat dengan tali rafia Setiap kantung plastik berisisatu
butir buah durian. Buah yang sudah dibungkus kantung plastik dibungkus lagi dengan
kantung kertas semen. Setelah itu, dimasukkan ke dalam kotak karton setebal 3
mm. Setiap ungkus berisi 5-6 butir durian sehingga setiap kotak karton berisi
10-15 kg durian. Kotak ini dilekat dengan lakban (perekat plastik) tebal
yangtidak mudah robek jika terkena gesekan. Teknologi pengemasan ini
memperhatikan adanya lubang udara agar ada sirkulasi
udara,
tetapi juga ada lapisan plastik luar untuk menahan keluarnya bau, sehingga
tidak ada
kontak antar udara di dalam kotak pengepakan dengan udara luar maka
jika di dalam
ada durian yang matang baunya tidak tercium menyengat sampai
keluar
A.
Pembibitan dan perbanyakan tanaman durian
1.
Pembibitan tanaman durian
·
Siapkan Bibit Unggul
Dapatkan durian dengan jenis yang ingin ditanam. Dapatkan durian yang mahal
sekalian tapi terbukti rasanya enak. Kemudian bijinya dikumpulkan semua.
·
Bersihkan Biji
Bersihkan biji-biji durian yang telah dikumpulkan. Cuci bersih hingga tidak
tersisa lagi daging durian pada bijinya.
·
Pilih Benih yang Bagus
Pilih biji dengan ukuran terbesar dan berisi. Saat ini telah diperoleh
beberapa biji pilihan terbaik.
·
Simpan Bibit Durian
Ada dua opini mengenai ini. Pisahkan biji dalam 2 kelompok. Yang pertama
tempatkan biji durian pada tempat kering. Yang kedua letakkan biji durian pada
tempat lembab. Simpan selama 2-4 minggu. Selanjutnya baru bisa disemai.
·
Bibitkan Pada Polybag
Pada tahap ini sudah saatnya memindahkan biji pada polybag. Siapkan
sejumlah polybag sesuai jumlah biji yang disiapkan. Polybag tadi diisi dengan
tanah dan pupuk. Taruh biji dengan posisi tegak.
2.Perbanyakan tanaman durian
a.
Okulasi
Biji durian yang akan Anda okulasikan wajib berasal dari biji yang sudah
tua dan masih terlihat sehat. Kemudian dari induk yang sehat, subur dan
memiliki sistem perakaran yang baik serta produktif. Biji yang Anda tumbuhkan,
pilihlah bibit yang tumbuhnya dengan sempurna. Setelah pertumbuhan 8-10 bulan
baru dapat
Anda lakukan perbanyakan tanaman durian secara okulasi dengan cara berikut:
- Kulit batang dapat Anda sayat pada bagian atas matanya dengan jarak 1 cm. Pilih mata tunas yang jaraknya 20 cm dari dari permukaan tanah.
- Sayatan Anda lakukan secara melintang, kulitnya Anda kupas kebawah dengan ukuran 2-3 cm. Sehingga akan terlihat seperti lidah.
- Kulit yang terlihat seperti lidah tersebut, Anda potong 2/3 nya.
- Bagian sisipan mata yang Anda ambil dari induk pohon di bagian atas (Anda bentuk seperti perisai) diantara kulit. Setelah Anda selesai melakukan okulasi, 2 minggu setelah itu Anda periksa bagian perisai mata tunas sudah berwarna hijau atau belum, jika sudah berwarna hijau hal tersebut mengisyaratkan bahwa proses okulasi Anda telah berhasil. Akan tetapi jika warnanya kecoklatan berarti proses okulasi Anda gagal.
b. Sambung pucuk
Sambung pucuk adalah adalah teknik
menggabungkan batang bawah/understam dengan batang bagian atas/entres agar
nantinya tercipta tanaman baru dengan perpaduan antara sifat batang bagian
bawah dengan sifat batang bagian atas.
Pada tanaman durian, perbanyakan
bibit bisa menggunakan mata tunas/okulasi dan penyambungan tunas/sambung pucuk.
Untuk menghasilkan bibit unggul, lakukan seleksi biji,
rendam biji dalam larutan Atonik 0,1 %, siapkan media untuk menanam. Pastikan
media berupa campuran tanah dan juga pupuk kandang 1 : 1. Setelah medianya
disiapkan maka sebaiknya dilakukan penanaman biji, caranya benamkan biji ke
dalam media. Lakukan perawatan yang mencakup pemupukan secukupnya, penyiraman
sesuai aturan, juga lakukan pengendalian hama dan penyakit. Kemudian setelah
tinggi bibit yang berumur 2 hingga 4 bulan, kurang lebih tinggi 40 sampai 50
cm, maka bibit sudah siap untuk disambungkan.
Kemudian beralih pada batang atas (entres/scion) yag
merupakan bagian atas atau tajuk tanaman yang nantinya akan menghasilkan buah
yang berkualitas unggul. Jadi tanaman yang nantinya akan digunakan sebagai
batang atas harus dipilih yang sekiranya mampu tumbuh kompak dengan batang
bawahnya, nah jadi batang atas pun mampu menyatu dan akhirnya dapat berproduksi
dengan optimal (kompatibel) serta tidak akan menimbulkan pengaruh negatif
(inkompatibel). Pastikan cabangnya berasal dari pohon yang sehat, dengan
pertumbuhan yang normal, juga memiliki daya tahan yang baik terhadap hama dan
penyakit, selain itu juga harus berasal dari pohon induk yang memiliki sifat
yang benar-benar unggul.
Ketahui syarat pucuk yang akan dijadikan entres untuk penyambungan yaitu
sebagai berikut ini :
·
Pucuknya tidak sedang berdaun muda (tumbuh aktif), harus sehat
·
Pastikan telah dilakukan perompesan daun
Peralatan sebagai berikut ini:
- Alat pemotong yang tajam berupa silet atau cutter,
- Siapkan juga plastik untuk atau untuk sungkup pucuk sambungannya nanti
- Tali plastik untuk mengikat
Kemudian beralih pada tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan sambung
pucuk sebagai berikut ini :
Ambil batang bawah yang sudah siap untuk disambungkan,
lalu dipotong 10 hingga 20 cm dari permukaan tanah. Setelah itu permukaan
batang yang telah dipotong kemudian belah ke bawah sepanjang 1atau 2 cm
menjadi dua bagian yang sama besar, pucuk yang akan disambungkan, di sayat
menyerupai kampak atau huruf V. Kemudian pangkal pucuk yang telah disayat itu
lalu dimasukkan pada celah ujung pangkal batang bawahnya sampai semua bekas
sayatannya itu tertutup dan pastikan posisi sambungannya harus kulit bertemu
kulit. Jika pucuk sudah dimasukkan pada batang bawah, segera lakukan pengikatan
dengan menggunakan tali yang telah tersedia. Ingatlah bahwa arah pengikatan
dari bawah ke atas dan ikatannya harus mantap, tak boleh terlalu kuat tak boleh
terlalu lemah.
Setelah itu lakukan penyungkupan dengan menggunakan
plastik bening, satu per satu. Kemudian hasil sambungan tersebut bisa disimpan
di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung. Sementara itu jika
skala besar bisa dibuat naungan. Kemudian jika tidak hujan, maka lakukan
penyiraman satu kali sehari saja, supaya tanah polibag tetap lembap.
Jika pada umur 3 atau 4 minggu sambungan hidup
entresnya berwarna hijau, maka sungkup bisa dibuka. Tetapi jika entresnya
kering, maka sambungannya gagal.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Durian (Durio Zibethinus Murr) termasuk dalam familia
Bombaceae.Berasal dari daerah tropis di Asia (Malaysia) kemudian menyebar ke
Asia Tenggara dan berbagai belahan dunia. Pada musim buah durian, berbagai
varietas dan tipe diperdagangkan di berbagai pasar dalam negeri. Untuk pasar
luar negeri, penyuluhan rekomendasi varietas unggul serta promosi masih perlu
ditingkatkan sesuai permintaan pasar. Demikian pula peningkatan adopsi dan
aplikasi teknologi budidaya durian di sentra produksi dalam upaya peningkatan
mutu buah.
4.2. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya
bahwa dalam penyusunan baik dalam bentuk kata-kata maupun kalimat masih banyak
terdapat kekurangan dan kekeliruan untuk itu kami sangat berharap masukan,
kritik maupun saran yang sifatnya membangun guna perbaikan penyusunan makalah
kami selanjutnya
AAK. Bertanam Pohon Buah-buahan II. Kanisius
: Yogyakarta, 1997.
AAK. Budi daya Durian. Kanisius : Yogyakarta,
1997.
Rambe, Sri
Suryani Maphilindowati. “ Pasca Panen
Buah Durian “. Trubus, 1988
Redaksi
Trubus. Berkebun Durian Ala Petani
Thailand. Jakarta : Penebar Swadaya, 1998. Mengebunkan Durian Unggul.
Jakarta : Penebar Swadaya, 1997
Baga
kaiie, moechd,1984, kebunku buah-buahanku,
jakarta indra pres
Syarifudin,2008, Tanaman
Unggulan Jakarta : PT Cipta Widya Swara.
Brotur, 2005. Macam
Hama Tanaman Durian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Mo 👍👍
BalasHapus